editor sosialitas
zoomtemplate.com
zoomtemplate.com
zoomtemplate.com

Sosialitas: Gerakan Solidaritas Baru Menuju Kesejahteraan Bersama

1. Pendahuluan

Konstelasi gerakan sosial untuk perubahan meyakini bahwa kenyataan sosial sudah mengalami ketimpangan yang berdampak pada pemiskinan masyarakat marginal oleh kekuatan besar kapitalis. Pemerintah sebagai instrumen kesejahteraan warga sudah tidak dapat bergeming untuk menggerakan kekuatannya menghalau ganasnya gilasan kapitalis, sehingga segala ranah kebijakan dikeluarkan untuk memberikan dukungan terhadap masuknya kapitalisme besar, khususnya kapitalis multinasional.

Munculnya fenomena gerakan multinasional untuk perdagangan bebas adalah sebagai contoh lemahnya pemerintah untuk menentukan kesejahteraan warganya. Fenomena munculnya WTO (Word Trade Organization), FTA(Free Trade Agreement), dan yang paling mutakhir adalah munculnya AFTA (ASEAN Free Trade Agreement) merupakan dari beberapa sarana untuk memperlancarkan kehidupan kapitalisme di negara berkembang yang tidak memperhatikan kesejahteraan warganya. Hal ini membuktikan bahwa pemerintahan lemah dihadapan para kapitalis multinasional-global.

Apa dampaknya terhadap ekonomi lokal yang bersifat tradisional? Dampaknya adalah kekuatan ekonomi lokal menjadi sangat terhimpit dengan masukknya barang produksi dari kapitalis multinasional. Padahal kenyataan menunjukkan bahwa sektor ekonomi domestik lokal paling banyak mempekerjakan dan menggerakkan dinamika kehidupan masyarakatnya. Prosentase ekonomi domestik lokal dikerjakan oleh 90% lebih masyarakat sebagai kekuatan pekerja dan pemanfaat dari proses produksi dan konsumsi.

Tapi apa, kekuatan ekonomi kapitalis multinasional-global dengan kurang dari 10% sangat berpengaruh terhadap dinamika politik dan ekonomi hampir di setiap negara yang mengamininya.

Tidak hanya itu, penghapusan subsidi dan naiknya harga di sektor penting yang menyangkut hajat hidup orang banyak menjadi taruhannya. Sebagai contoh adalah ditariknya subsidi BBM, subsidi pupuk, serta naiknya Tarif Dasar Listrik. Fenomena tersebut merupakan pondasi dari proses awal masuknya kapitalis multinasional-global tersebut. Analisis ini tidak lain adalah berdasarkan bukti nyata, sebagai missal masuknya BBM dari Petronas yang sudah merambah di mana-mana, khususnya di Banyumas juga sudah ada. Munculnya industri pabrik listrik dari China di Cilacap. Pengerusakan hutan oleh pengusaha hutan dengan system HPH (Hak Pengelolaan Hutan) dan HGU (Hak Guna Usaha) yang diperbolehkan dengan UU Penanaman Modal dengan masa 90 tahun. Kenyataan ini tidak lepas dari sistim kebijakan pemerintah yang tidak lagi berpihak kepada rakyatnya.

Gerakan sosial dianggap perlu menghalau kenyataan tersebut dengan melakukan pengorganisasian untuk menyatukan sikap dan langkah-langkah strategis melalui aksi-aksi kolektif dan advokasi kebijakan. Tetapi apakah itu sudah cukup untuk menghambat gerakan kapitalisme multinasional-global? Bagaimana dengan nasib masyarakat miskin yang akan terus tergilas dengan sistem yang memaksa mereka untuk mengalami kesulitasn usaha, susah mencari pekerjaan, dan susah menghidupi keluarga, pendidikan yang semakin mahal dan elitis? Siapa yang akan memperhatikan kenyataan dan kesengsaraan masyarakat miskin? Bagaimana hal itu disiasati?


2. Sosialitas: Solidaritas Sosiologi Menggapai Realitas

Harus ada kekuatan-kekuatan sosial yang memberikan perhatian kepada masyarakat miskin dengan memberikan langkah-langkah konkrit sebagai suatu usaha bersama dan berdampak dalam mempermudah usaha dan kerja masyarakat miskin mensejahterakan kehidupannya.

Kekuatan-kekuatan tersebut harus bersifat netral tidak digerakan oleh isu-isu multinasional-global, karena pada prinsipnya mempunyai kepentingan yang sistematis dan strategis untuk mengembangkan penjajahan baru yang sangat menyakitkan. Netral dapat diartikan bahwa gerakan yang dilakukan harus berasal dari kekuatan mandiri domestik yang berlandasakan pada prinsip keadilan dan kerakyatan. Kekuatan-kekuatan bersama rakyat menjadi ujung tombak kemandirian bangsa dalam rangka melakukan penguatan perlawanan dari bawah.

Kekuatan tersebut sudah dibuktikan oleh gerakan ekonomi China yang sekarang sudah menggemparkan dunia, mengalahkan sistem ekonomi kapitalis Amerika dan Eropa. Kenyataan ini memaksa negara-negara kapitalis besar membuat strategi baru untuk mengembangkan gerakan bersama untuk menghadapi krisis di dalam negaranya yang sedang kocar-kacir tergilas oleh perangkap produksi China yang mulai menggurita ke seluruh kawasan global. Termasuk di Indonesia.

Sosialitas dapat dianggap sebagai usulan terhadap munculnya gerakan sosial baru yang melakukan kerja-kerja penguatan dari bawah dan menggerakkan sektor riil secara menyeluruh melalui berbagai bentuknya yang sangat realistis. Sektor riil yang realistis diartikan sebagai kenyataan yang terjadi di lapangan mengenai kehidupan masyarakat yang selama ini menjadi objek kajian keilmuan dan praktek-praktek amoral dari para intelektual kapitalis. Oleh karena itu, gerakan SOSIALITAS mengharapkan adanya suatu gerakan yang membumi, menggapai realitas, menempatkan masyarakat sebagai subjek di segala sektor, baik sektor ekonomi, sosial-budaya, dan politik.

Di sektor ekonomi mengharapkan gerakan ekonomi-bisnis dilakukan oleh masyarakat dengan mengajak mereka untuk menjalankan dan memiliki sektor-sektor produksi dari hulu hingga hilir. Pilihan terhadap ekonomi-bisnis tidak lepas dari sistem ekonomi kerakyatan yang sudah menjadi landasan kekuatan ekonomi bangsa Indonesia yang sangat substansi. Hal ini secara tidak langsung adalah gerakan perlawanan terhadap sistem eknomi global yang sangat menggila dengan sistem kapitalisme.

Di sektor sosial-budaya menempatkan masyarakat sebagai kreator pranata dan tata kelola pembangunan yang pasti berpihak kepada empunya, yaitu masyarakat itu sendiri. Gerakan ini dilakukan dengan mengembangkan gerakan lokalitas sebagai kekuatan dan kekayaan budaya bangsa. Dalam hal ini, adalah perlawanan terhadap budaya hedonisme yang sudah menglobal dan mempengaruhi perilaku dan perikehidupan masyarakat anak bangsa Indonesia. Sehingga, kekayaan budaya yang tersebar luas dan menjadi potensi kekuatan bangsa Indonesia seolah terkikis dan kehilangan jati diri sebagai bangsa yang beradab.

Di sektor politik dilakukan gerakan penguatan perilaku demokrasi lokal yang memperhatikan hajat hidup orang banyak dengan mempertimbangkan proses keadilan dan kemaslahatan rakyat sebagai subjek atas kekuatan-kekuatan penyelenggaraan kekuasaan dan pengaturan. Hal ini diharapkan dapat menjadi kekuatan perlawanan terhadap sistem demokrasi liberal yang mengutamakan sistem prosedural tanpa mempertimbangkan kepentingan utama penyelenggaraan dan penguasaan pemerintahan. Pada kesempatan ini dianggap sebagai suatu tujuan strategis yang akan dicapai dalam waktu yang sangat lama, tetapi ini bukan suatu utopia effort. Pada kenyataan ini, perlu kiranya sumbangan dari teman-teman akademisi untuk merumuskan suatu inisiasi bersama yang memberikan pencerahan dan penyadaran untuk mengembangkan gagasan dan penyebarannya hingga pada proses perjuangan melakukan perubahan besar sistem politik bangsa yang beridentitas.


3. Gerakan Solidaritas Baru Menuju Kesejahteraan Bersama

Gerakan perubahan memerlukan instrumen dan energi yang kuat untuk terus melakukan trasnformasi. Pada satu sisi, kita mempunyai kekuatan-kekuatan yang potensial baik secara intelektual maupun jejaring yang luas. Tetapi bagaimana memanfaatkan kekuatan-kekuatan tersebut sebagai suatu energi perubahan? Pertanyaan selanjutnya adalah apakah kita mau melakukannya?
Jika pertanyaan tersebut dijawab secara positif, tetunya tidak ada penghalang yang merintangi usaha dan kerja keras kita untuk mengembangkan gagasan bersama menggerakkan instrumen perubahan secara bersama-sama, dalam bentuk solidaritsa baru.

Gerakan solidaritas baru yang ditawarkan adalah gerakan solidaritas yang memperhatikan ketiga sektor di atas, sehingga secara konprehensif dapat membumikan gagasan perubahan secara nyata di dalam realitas keseharian dan realitas masyarakat. Diakui bahwa paradigma gerakan solidaritas baru ini diiringi oleh landasan kesejahteraan bersama, sehingga kekuatan-kekuatan bersama ini menjadi modal dasar dan hasil akhir dari proses perjuangannya. Atas nama kebersamaan dan dalam bentuk solidaritas baru segala usaha dan perjuangan diarahkan untuk mengembangkan gagasan kesejahteraan.

Untuk mengembangkan gagasan tersebut dapat dilakukan dalam beberapa strategi yang mengiringinya, antara lain:

1. Membuat instrumen informasi yang terbuka dan mudah diakses secara lokal dan global. Dalam hal ini, sudah dilakukan usaha untuk membuat website: www.sosialitas.net sebagai wadah informasi bersama yang sangat terbuka dan dimoderatori dengan sistem terbuka yang melibatkan seluruh warga untuk berpartisipasi dan berkontribusi, sehingga sistem informasi dapat secara langsung saling memberi dan menerima.

2. Mengembangkan sistem jejaring sosial yang mudah dan fleksibel dengan banyak kemudahan akses sehingga setiap warga dapat melakukan kontrol terhadap isu-isu yang sedang berkembang.

3. Mengembangkan gagasan ekonomi kerakyatan yang mana warga sebagai subjek dari sistem ekonomi tersebut, dengan pengelolaan secara bersama dan dapat diterapkan dimana-mana untuk kesejahteraan bersama warga.

4. Mengembangkan modal abadi bersama yang akan mendukung sektor usaha ekonomi bisnis kerakyatan untuk kesejahteraan bersama.

5. Mengembangkan jiwa volunteerism. Artinya, pengelolaan secara keseluruhan dari proses perjuangan dilakukan secara sukarela untuk kebersamaan.

6. Menguatkan prinsip kejujuran dan keadilan sebagai landasan pijak segala kerja dan upaya perjuangan bersama.

7. Mengembangkan sistem keterbukaan dan akuntabilitas agar tercipta sistem penyelenggaraan yang terbebas dari prasangka dan perilaku korup penyelenggaranya.

Salam perjuangan

Oleh:  Sindu DH 

di terbitkan oleh sosiologi fisip unsoed 1997 pada 10:04 PM. kategori . Ikuti melalui RSS 2.0

0 komentar for Sosialitas: Gerakan Solidaritas Baru Menuju Kesejahteraan Bersama

Komentar Anda

Tulisan Terbaru

Komments Terbaru

Photo Gallery

zoomtemplate.com